Stiff neck disebut juga leher kaku, atau banyak juga yang menyebut “salah bantal”. Keluhan ini merupakan salah satu keluhan yang cukup sering ditemukan dan cukup mengganggu akibat rasa tegang dan nyeri yang ditimbulkan.

Apa saja faktor risiko yang dapat menyebabkan Leher Kaku?

Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan kekakuan dan rasa nyeri pada leher. Hal ini meliputi:

  • Salah posisi tidur. Posisi tidur yang tidak tepat dapat mengakibatkan otot leher menjadi tegang di salah satu sisi. Hal ini menimbulkan rasa nyeri dan kekakuan pada leher.
  • Trauma atau Jatuh. Terjatuh akan mengakibatkan tegangnya otot secara mendadak. Tertariknya otot ke salah satu posisi membuat leher menjadi kaku dan sakit.
  • Aktivitas olahraga yang berlebihan. Sebagai contoh, ketika seseorang berenang terlalu sering dan dalam waktu yang lama. Hal ini dapat mengakibatkan kekakuan otot.
  • Postur yang buruk. Postur yang buruk dan berlangsung lama akan menyebabkan keluhan serupa. Postur yang buruk meliputi membungkuk, menunduk saat menggunakan smartphone, melihat layar komputer yang lebih rendah, atau mendengar telepon dengan cara menjepit telepon antara telinga diantara bahu.
main gadgwt
  • Stres atau kecemasan yang berlebihan. Kondisi ini akan berpengaruh pada aliran darah pada leher, secara umum, juga dipengaruhi oleh kondisi mental seseorang.
leher kaku

Selain Leher Kaku, Apa saja gejala lain yang dapat timbul?

Adanya otot yang menegang pada daerah sekitar leher dapat menimbulkan berbagai gejala selain rasa nyeri dan kekakuan pada leher itu sendiri. Beberapa gejala yang dapat timbul meliputi:

  • Rasa kaku di leher itu sendiri hingga nyeri kepala. Rasa kaku pada leher mulai dari rasa tidak nyaman saja hingga rasa nyeri sangat berat dan terasa menusuk. Pada beberapa kasus bahkan didapatkan rasa nyeri yang membuat seseorang sama sekali tidak dapat menoleh.
  • Nyeri kepala
  • Nyeri dan kaku pada bahu

Tanda Bahaya pada Leher Kaku yang harus dikenali

Walaupun kekakuan pada leher merupakan gejala yang ringan dan utamanya disebabkan otot yang menegang, terdapat beberapa tanda bahaya atau gejala yang merupakan penyebab atau penyakit lain yang lebih serius. Jika terdapat tanda atau gejala tersebut maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke Dokter. Tanda bahaya ini meliputi:

  • demam
  • nyeri kepala hebat
  • mual muntah hebat
  • kesadaran menurun, cenderung lemas atau sering tidur
  • gangguan koordinasi seperti pusing berputar
  • penurunan berat badan
  • kelemahan anggota gerak hingga kelumpuhan
head

Apa saja Pemeriksaan yang akan dilakukan pada Leher Kaku?

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada leher yang kaku, dengan memeriksa ada atau tidaknya nyeri tekan, otot yang menegang, atau keterbatasan gerak pada sendi leher. Jika diperlukan, Dokter juga akan meminta pemeriksaan penunjang untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis selain ketegangan otot leher.

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan meliputi:

  • X-Ray (Rontgen) Servikal. Dapat digunakan untuk menyingkirkan penyebab lain seperti osteoarthritis (pengapuran sendi) pada leher.
  • MRI Servikal. Dapat digunakan untuk menyingkirkan penyebab lain seperti HNP servikal (saraf kejepit di leher).
  • Pemeriksaan darah. Dapat digunakan untuk melakukan skrining penyebab lain, seperti misalnya akibat infeksi, contohnya: meningitis (radang selaput otak).

Apa saja yang terapi yang dapat dilakukan untuk Leher Kaku?

Pada kebanyakan kasus, keluhan akan membaik dengan sendirinya dalam waktu kurang dari 7 hari. Namun, apabila seseorang sangat terganggu dengan keluhan leher kaku, maka dapat dilakukan hal-hal berikut dibawah ini:

  • Modifikasi aktivitas/gaya hidup. Pada prinsipnya menghindari aktivitas yang memprovokasi nyeri seperti menggelengkan kepala dengan cepat. Disamping itu, dapat melakukan aktivitas yang mengurangi risiko kekakuan leher seperti memastikan postur tubuh yang baik (tidak menunduk terlalu lama saat menggunakan smartphone atau komputer).
  • Ice or heat therapy. Baik ice therapy maupun heat therapy berfungsi untuk mengurangi peradangan lokal. Penggunaan kompres es pada 24 hingga 48 jam fase akut dapat memberikan manfaat yang baik. Beberapa pasien lebih merasa nyaman dengan kompres es sedangkan yang lain lebih merasakan manfaat dengan kompres hangat.
  • Obat-obatan. Dapat diberikan obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) untuk membantu mengurangi nyeri. Namun, penggunaan obat ini secara berlebihan dan berkepanjangan tidak disarankan karena justru dapat berdampak negatif.
  • Latihan Peregangan otot (stretching). Pada prinsipnya, melakukan latihan peregangan otot dengan lembut untuk menurunkan kekakuan otot leher. Beberapa latihan sederhana untuk melakukan peregangan otot leher meliputi ekstensi leher, fleksi leher, fleksi lateral leher, dan rotasi leher. Peregangan dapat dilakukan selama 5 detik sebelum kembali ke posisi awal leher.

Malcare WordPress Security