Menurut berita dari Times, Jakarta dan kota-kota sekitarnya dikelilingi asap tebal sejak bulan Agustus 2023. Indonesia memasuki salah satu ranking tertinggi pada ranking polusi udara di dunia sejak Mei 2023 dan Jakarta memasuki ranking tertinggi pada ranking polusi udara di kota di seluruh dunia menurut IQAir.
Polusi udara dibagi menjadi beberapa polutan, yaitu, ground level ozone, karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, timbal dan partikel polusi.
- Tropospheric atau ground level ozone terbentuk oleh reaksi kimia antara nitrogen oksida (NOx) dan volatile organic compounds (VOC). Polutan ini adalah hasil reaksi kimia yang terjadi pada kendaraan, pembangkit listrik dan pabrik-pabrik.
- Karbon monoksida adalah gas yang terbentuk saat sesuatu terbakar seperti, bahan bakar kendaraan atau mesin.
- Sulfur dioksida dan nitrogen dioksida terbentuk saat terjadi pembakaran bahan bakar fosil yang terjadi pada pabrik-pabrik dan kendaraan.
- Timbal di udara terbentuk saat mesin-mesin menggunakan bahan bakar timbal seperti pesawat dan mesin pengolah bijih dan logam.
- Partikel polusi adalah campuran partikel padat dan cair seperti debu, asap, jelaga yang tidak dapat dilihat oleh mata. Sumber polusi partikel adalah dari jalanan tidak beraspal, tempat konstruksi, lapangan atau kebakaran.
Cara pengukuran polusi udara adalah dengan PM 2.5 (partikel lebih kecil dari 2,5 micrometer secara diameter). Partikel yang lebih kecil ari 2,5mm dikatakan sebagai partikel halus yang dapat menjadi salah satu ancaman kesehatan. US Environmental Protection Agency (EPA) telah membuat formula untuk mengkonversi PM 2.5 menjadi Air Quality Index (AQI).
Pada saat artikel ini dibuat, tanggal 15 September 2023, AQI pada Jakarta pusat adalah 147, dimana beberapa warga yang sensitif terhadap polusi udara memiliki gangguan kesehatan.
Dengan udara yang tidak bersih, membuat ekspektasi hidup warga berkurang 5,5 tahun sesuai dengan guidelines dari WHO.
Dampak Kualitas Udara yang Buruk Terhadap Kesehatan
1. Masalah Pernapasan Akibat Polusi Udara
Partikel-partikel polutan udara jika masuk ke dalam paru-paru dan saluran pernapasan dapat menyebabkan inflamasi, mengiritasi saluran pernapasan dan paru-paru, serta fungsi pernapasan menjadi terganggu. Akibatnya, muncul gejala-gejala seperti batuk, sesak napas, atau nyeri tenggorokan. Polusi udara juga terbukti meningkatkan risiko penyakit paru-paru dan saluran pernapasan seperti emfisema, bronkitis, pneumonia, asma, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Penyakit-penyakit ini dapat sangat berbahaya bagi anak-anak, orang tua, dan terlebih orang-orang dengan kondisi pernapasan yang sudah ada sebelumnya karena dapat mengalami peningkatan gejala akibat polusi udara.
2. Peningkatan Risiko Penyakit jantung dan Pembuluh Darah
Partikel-partikel polutan udara dapat merangsang peradangan, merusak lapisan pembuluh darah, dan mengganggu fungsi pembuluh darah. Akibatnya adalah peningkatan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, serta stroke. Paparan terhadap partikel polutan udara juga dapat menyebabkan penurunan kadar lipoprotein densitas tinggi, atau yang disebut kolesterol baik, dimana juga berperan dalam peningkatan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Selain itu, menurut laporan National Toxicology Program (NTP), partikel polutan udara dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah (hipertensi) yang mengakibatkan berbagai masalah jantung dan pembuluh darah.
3. Masalah Mata
Selain masalah pernapasan, polusi dan kualitas udara yang buruk dapat menyebabkan masalah pada mata. Mata merupakan organ tubuh yang sangat terpapar dan sensitif terhadap polutan udara. Akibat jangka pendek paparan polutan udara terhadap mata adalah munculnya gejala-gejala seperti rasa terbakar, kemerahan, gatal, mata berair. Gejala tersebut dapat memburuk dan menyebabkan keluarnya banyak kotoran dari mata, sensasi berpasir, dan risiko infeksi meningkat. Akibat jangka panjang paparan polutan udara terhadap mata yang paling sering adalah sindrom mata kering/ dry eye syndrome (DES) dan yang paling berbahaya termasuk katarak dan kanker.
4.Masalah Kulit
Polutan di udara dapat menyebabkan gangguan kulit sehari-hari. Penumpukan polusi mikroskopis ini dapat memicu timbulnya jerawat dan mengganggu flora alami kulit kita. Banyak bakteri pada kulit, seperti Staphylococcus epidermidis, bertindak sebagai antiinflamasi dan membantu melindungi kulit dari potensi patogen. Jika keseimbangan ekosistem ini terganggu, maka kemampuan kulit untuk menjaga kelembapan, melawan sinar matahari, radiasi UV, patogen, dan alergen, akan menurun. Oleh karena itu, muncul masalah kulit, seperti jerawat, dermatitis atopik, dan psoriasis. Polusi udara juga menjadi faktor penyebab penuaan dini pada kulit. Polusi udara berkaitan dengan peningkatan munculnya bintik-bintik hitam (hiperpigmentasi) dan kerutan pada area di wajah.
5. Peningkatan Risiko Kanker
Paparan polusi udara dikaitkan dengan peningkatan stres oksidatif dan peradangan pada sel manusia, yang dapat menjadi dasar penyakit kronis dan kanker. Pada tahun 2013, International Agency for Research on Cancer of the World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan polutan udara sebagai zat karsinogen terhadap manusia. paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker paru-paru. Beberapa polutan udara, seperti benzena, bahan kimia industri dan komponen bensin, juga dapat menyebabkan leukemia dan dikaitkan dengan peningkatan kasus Limfoma non-Hodgkin. Zat beracun lainnya yang terbawa udara, terutama metilen klorida, yang digunakan dalam produk aerosol dan penghilang cat, juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
6. Komplikasi Kehamilan
Paparan polusi udara selama kehamilan telah dikaitkan dengan berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, dan komplikasi kehamilan lainnya. Bayi yang lahir prematur memiliki risiko gangguan neurologis yang signifikan dan cacat fisik permanen. Sebuah studi juga menunjukkan bahwa wanita yang terpapar polusi udara ketika trimester ketiga memiliki kemungkinan lebih besar untuk melahirkan anak dengan autisme.
Bagaiaman Cara Penangannya ?
Bila kamu memiliki gejala-gejala khususnya masalah pada saluran pernapasan yang dapat mengancam nyawa segera periksakan diri ke dokter. Namun bila saat ini kamu dalam kondisi yang sedang baik-baik saja pencegahan tetap harus dilakukan agar terhindar dari bahaya polusi udara. Kemenkes telah merilis protokol kesehatan pencegahan polusi udara 6M dan 1S, yaitu:
1. Memeriksa kualitas udara melalui aplikasi atau website.
2. Pakai Masker
Gunakan masker minimum 2-ply dan dengan pemakaian yang benar untuk dapat menyaring partikel kotor dan bahaya.
3. Kurangi aktivitas di luar ruangan
Batasi aktivitas di luar ruangan khususnya bagi anak, ibu hamil dan lansia karena termasuk kategori yang rentan. Bagi kamu yang sehat juga jangan lupa mengecek kadar AQl melalui internet. Bila AQI sedang buruk, sebaiknya tetap hindari aktivitas di luar.
4. Menggunakan penjernih udara dalam ruangan
Karena hanya HEPA Filter yang dapat menyaring partikel-partikel berbahaya di udara.
Spine Clinic menggunakan air purifier dengan HEPA Filter untuk menjaga kebersihan udara, sehingga Anda tidak perlu khawatir dan tetap dapat melakukan terapi secara aman dan nyaman.