Deteksi dini menentukan usia terjadinya skoliosis merupakan faktor yang penting karena onset usia skoliosis akan menentukan prognosis atau gambaran prediksi skoliosis ke depannya. Biarpun skoliosis idiopatik tipe adolescent atau remaja adalah jenis skoliosis yang paling banyak, namun penting juga untuk mengetahui jenis pada usia kanak-kanak yaitu infanfil dan juvenil karena biasanya memiliki progresivitas yang lebih tinggi dibandingkan tipe remaja, sehingga butuh intervensi yang tepat sedini mungkin.
Deteksi dini
Di negara maju seperti Amerika Serikat, kebanyakan anak dapat di deteksi dini oleh perawat sekolah melalui skrining pada usia sekolah dasar. Biasanya anak diperiksa dengan melakukan Adam’s test dengan membungkuk ke depan, tangan digantung ke depan, untuk melihat ada tidaknya punuk pada iga atau kelainan bentuk punggung. Namun testing seperti ini belum umum dilakukan di sekolah di Indonesia, sehingga kepekaan orang tua menjadi kunci utama deteksi dini pada anak-anak. Untuk membaca apa itu deteksi dini klik di sini
Jika ada kecurigaan adanya skoliosis, maka setelah melakukan Adam’s test, orang tua juga dapat melihat karakteristik fisik penyerta skoliosis lainnya:
- Asimetri postur tubuh, seperti perbedaan panjang kaki, perbedaan tinggi bahu, kemiringan tubuh, dan asimetri panggul.
- Deformitas telapak kaki dan perubahan gaya berjalan pada anak
- Skoliosis pada usia kanak-kanak seringkali terjadi bersamaan kelainan bawaan lain, sehingga dapat juga dilihat tanda lahir penyerta seperti: café-au-lait (spot kecoklatan) pada neurofibromatosis; atau melihat tanda pada kulit di daerah midline tulang belakang berupa kumpulan rambut, dimple atau tahi lalat, apabila ada kelainan penutupan neural tube pada tulang belakang.
Cavovarus Foot
Apabila ditemukan maka orang tua dapat segera membawa anak ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lain berupa test neurologis yang meliputi tes kekuatan motorik, refleks normal dan patologis, dan analisis gaya jalan. Baru setelah itu dilakukan pemeriksaan radiologi berupa x-ray dalam posisi tegak untuk melihat derajat kemiringan, dan mungkin juga diperlukan pemeriksaan MRI untuk memastikan ada tidaknya kelainan neural seperti syringomyelia (kista dalam Spinal Cord / jaringan syaraf tulang belakang).
Untuk skoliosis tipe infantil (Skoliosis yang terjadi di bawah umur 3 tahun), dokter juga dapat menggunakan kriteria Mehta dalam menilai progresivitas dengan mengevaluasi derajat kemiringan skoliosis, sudut yang dibentuk oleh rusuk (Rib Vertebral Angel Measurement / RVAB) dan memantau perkembangan tulang rusuk dan vertebra. Kurva dengan RVAD saat awal pengukuran lebih dari 20 derajat dianggap tipe yang progresif.
Dengan memahami pentingnya deteksi dini maka kita bisa melakukan intervensi yang tepat sejak dini agar skoliosis dapat diobati dengan baik. Salah satu pengobatan konservatif yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan alat bantu seperti Brace GBW atau rehabilitasi Skoliosis yang spesifik yaitu latihan Schroth.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai perbedaan skoliosis pada usia kanak-kanak dapat dilihat di: Mengenali Skoliosis Idiopatik pada kanak kanak.
Referensi: