Kejadian skoliosis paling banyak ditemukan pada remaja di masa puber dan merupakan skoliosis idiopatik yaitu tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Pada masa puber, terjadi pertumbuhan tulang dan pertambahan tinggi badan yang pesat sehingga skoliosis dapat berkembang secara progresif. Oleh karena itu deteksi dini skoliosis sangat penting dilakukan pada saat tersebut. Bisa lihat disini tentang deteksi dini skoliosis.
Benarkah skoliosis pada remaja kurus itu lebih sering ditemukan?

Skoliosis idiopatik merupakan suatu kelainan multifaktorial. Tidak ada satu penyebab tunggal yang menyebabkan skoliosis.
Beberapa faktor yang diduga berperan dalam proses terjadinya skoliosis, di antaranya:
1. Faktor genetik
2. Kelainan neurologis
3. Gangguan metabolisme dan hormon
4. Faktor biomekanik, dsb
Korelasi berat badan dengan skoliosis
Korelasi kuat antara berat badan kurang (underweight) dan skoliosis
Beberapa studi di berbagai negara menemukan adanya korelasi kuat antara berat badan kurang (underweight) dan skoliosis. Underweight adalah kondisi di mana seseorang memiliki indeks massa tubuh (Body Mass Index) di bawah normal.

Studi Skoliosis pada Remaja
Studi menyimpulkan bahwa skoliosis tidak menyebabkan seorang remaja menjadi underweight, namun underweight merupakan salah satu faktor risiko terjadinya skoliosis. Hal ini diduga berkaitan dengan defisiensi (kekurangan) hormon leptin pada penderita skoliosis.
- Leptin diproduksi oleh sel-sel lemak tubuh, berfungsi untuk mengatur penyimpanan lemak dan konsumsi energi.
- Leptin juga berperan penting dalam proses metabolisme tulang pada anak-anak.
Pada remaja underweight umumnya juga memiliki massa otot dan massa lemak yang kurang dari normal. Studi menemukan remaja dengan skoliosis idiopatik cenderung mengalami defisiensi leptin dan kekurangan hormon ini juga berkaitan dengan indeks massa tubuh dan massa tulang yang rendah.

Sebuah penelitian pada remaja di Korea oleh Kyoungkyu Jeon dan Dong-il Kim pada tahun 2018 mendapatkan bahwa ada korelasi antara berat badan rendah dan risiko terbentuknya skoliosis. Menjaga berat badan tetap ideal pada kalangan anak sekolah di Korea merupakan metode yang sangat efektif untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya skoliosis.
Berdasarkan studi di atas orangtua dapat menjadi lebih waspada mendeteksi skoliosis pada anak atau remaja dengan underweight. Semakin dini skoliosis terdeteksi maka semakin cepat intervensi atau terapi dapat dilakukan sehingga hasil koreksi menjadi lebih optimal.

Selain itu pada kondisi penderita skoliosis dengan underweight dapat diupayakan berat badan ideal agar progresi kurva juga dapat dicegah. Massa otot yang rendah akan menambah risiko perburukan atau progresi kurva skoliosis. Dibutuhkan massa otot yang cukup untuk mempertahankan tulang belakang supaya tidak semakin membengkok.
Pemeriksaan berat badan pasien skoliosis menggunakan alat Body Composition Analysis

Setiap pasien skoliosis di klinik kami akan melalui pemeriksaan komposisi tubuh menggunakan alat Body Composition Analysis. Jika didapati kondisi underweight dengan massa otot yang rendah, maka Dokter akan menganjurkan pasien untuk mengubah gaya hidup dengan mengatur diet dan olahraga untuk membangun massa otot dan mencapai indeks massa tubuh yang ideal.