Tulang belakang manusia normalnya memiliki kurva kelengkungan alamiah. Jika dilihat dari samping, tulang belakang membentuk kurva seperti huruf “S”, yaitu melengkung ke belakang (kyphotic) pada segmen thoracal (punggung atas) dan sacrum (tulang ekor), dan melengkung ke depan (lordotic) pada segmen cervical (leher) dan lumbar (pinggang).

Bentuk kurva alamiah ini akan membuat seseorang dapat berdiri tegak dengan seimbang. Jika dilihat dari samping, kepala berada di tengah, dengan posisi tegak lurus dengan panggul (pelvic).

Apa yang dimaksud dengan Flat Back?

Flat Back Syndrome atau postur Flat Back adalah kondisi abnormal dimana tulang belakang kehilangan kurva normal lordosis pada bagian lumbal (pinggang) sehingga menjadi datar (flat).

Hal ini membuat seseorang menjadi tidak seimbang saat berdiri, tubuh akan cenderung lebih condong ke depan, dan kesulitan untuk berdiri tegak. Otot-otot kaki dan punggung juga akan menjadi tegang dan dapat timbul nyeri.

Gejala Flat Back

Pada awalnya, penderita biasanya tidak menyadari postur abnormal ini. Perlahan, dengan berkurangnya kurva normal lordosis pada bagian lumbar (pinggang), tubuh akan secara otomatis beradaptasi dengan mengubah posisi panggul (pelvic tilt) dan sedikit menekuk lutut supaya bisa berdiri tegak.

Umumnya, gejala yang dirasakan penderita adalah:
– Nyeri punggung

Sakit pinggang

– Nyeri pada tungkai (leg pain)

– Perubahan postur menjadi condong ke depan (lean forward)

Penyebab Flat Back

1. Penyakit Degeneratif Diskus (Degenerative Disc Disease)

Proses penuaan (degeneratif) menyebabkan kerusakan pada struktur diskus intervertebral (bantalan sendi tulang belakang) dapat mengakibatkan hilangnya kurva lordosis lumbar.

2. Fraktur Kompresi pada Tulang Belakang

Fraktur kompresi pada tulang belakang biasanya terjadi karena osteoporosis (pengeroposan tulang). Dapat terjadi pada satu atau beberapa tulang vertera, mengakibatkan hilangnya kurva lordosis lumbar.

3. Ankylosing Spondylitis

Merupakan suatu penyakit inflamasi kronis yang menyerang seluruh sendi pada tulang belakang. Kondisi ini menyebabkan kekakuan sendi tulang belakang dan fusi (penyatuan) vertebra sehingga tulang belakang menjadi lurus (flat).

4. Post Operasi Tulang Belakang

Flat back dapat terjadi pada beberapa pasien setelah melakukan prosedur operasi  laminectomy atau prosedur operasi tulang belakang lainnya.

Diagnosis Flat Back

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat postur pasien saat berdiri tegak dan membungkuk. Kemudian, jika diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan radiologi X-ray tulang belakang tampakan samping (lateral) untuk melihat apakah terdapat flat back.

Terapi untuk Flat Back

1. Fisioterapi

Berupa latihan-latihan stretching dan strengthening untuk beberapa kelompok otot tertentu. Fisioterapi rutin dapat membantu mengurangi gejala nyeri dan kekakuan yang dirasakan pasien.

2. Brace Physio-logic

Koreksi struktur tulang belakang supaya dapat kembali memiliki kurva kelengkungan yang normal dapat dicapai dengan pemakaian brace Physio-logic.

Malcare WordPress Security