Penjelasan Skoliosis Parah

Skoliosis parah adalah tingkat keparahan skoliosis di mana kelengkungan tulang belakang mencapai sudut yang signifikan. Tingkat keparahan ini umumnya diukur dengan menggunakan metode pengukuran sudut Cobb pada hasil pemeriksaan radiografi. Secara umum, skoliosis parah dan ringan diklasifikasikan berdasarkan besarnya sudut kelengkungan sebagai berikut:

  1. Ringan (10-25 derajat): Skoliosis dengan sudut kelengkungan kurang dari 25 derajat.
  2. Sedang (25-40 derajat): Skoliosis dengan sudut kelengkungan antara 25 hingga 40 derajat.
  3. Berat/Parah (lebih dari 40 derajat): Skoliosis dengan sudut kelengkungan lebih dari 40 derajat.
skoliosis parah

Gejala Skoliosis Parah

Skoliosis parah biasanya dapat memiliki dampak yang lebih signifikan pada kesehatan fisik dan fungsional seseorang. Beberapa karakteristik skoliosis parah termasuk:

  • Deformitas Fisik yang Jelas: Posisi bahu, pinggul, dan tulang belakang secara nyata dapat terlihat tidak simetris atau tidak sejajar.
  • Keterbatasan Gerakan dan Aktivitas: Kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik dan gerakan sehari-hari akibat ketidakseimbangan otot dan tekanan tambahan pada struktur tulang belakang.
  • Nyeri yang Berat: Potensi untuk mengalami nyeri punggung yang signifikan karena tekanan pada tulang belakang dan otot-otot yang bekerja keras untuk menjaga postur tubuh.
  • Pengaruh pada Fungsi Paru-paru dan Jantung: Skoliosis parah dapat memengaruhi fungsi paru-paru dan jantung karena kurva tulang belakang yang menciptakan tekanan pada organ-organ di sekitarnya.

Ketika sudut kebengkokan tulang skoliosis tidak segera ditangani dampak yang paling ringan bisa terasa adalah keluhan nyeri otot di daerah punggung. Skoliosis yang dibiarkan semakin parah maka jangka panjang skoliosis bisa sampai menimbulkan gangguan pada fungsi paru-paru dan jantung. Tekanan atau desakan terjadi akibat tulang belakang yang mengalami skoliosis. Nah, pendesakan yang berat dan berlangsung lama tentu bisa berakibat fatal.

Skoliosis ringan bisa menjadi skoliosis parah karena adanya tekanan

Skoliosis parah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan seringkali, penyebab pasti tidak dapat diidentifikasi. Beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangan skoliosis parah meliputi:

  1. Faktor Genetik:
    • Skoliosis kadang-kadang dapat bersifat genetik, artinya cenderung muncul dalam keluarga. Jika ada riwayat skoliosis pada anggota keluarga, risiko seseorang mengembangkan skoliosis dapat meningkat.
  2. Usia dan Pertumbuhan:
    • Skoliosis seringkali muncul selama masa pertumbuhan, terutama saat masa pubertas. Perubahan hormonal dan pertumbuhan tulang dapat memicu perkembangan skoliosis.
  3. Kelainan Bawaan:
    • Beberapa individu mungkin lahir dengan kelainan tulang belakang atau kelainan genetik lainnya yang dapat meningkatkan risiko mengembangkan skoliosis.
  4. Neuromuskular Conditions:
    • Beberapa kondisi neuromuskular, seperti cerebral palsy atau distrofi otot, dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot dan mengarah pada perkembangan skoliosis.
  5. Trauma atau Cedera:
    • Cedera pada tulang belakang dapat menyebabkan ketidakseimbangan struktural yang memicu skoliosis.
  6. Idiopatik Skoliosis:
    • Sebagian besar kasus skoliosis, termasuk yang parah, diklasifikasikan sebagai idiopatik, yang berarti penyebabnya tidak diketahui. Skoliosis idiopatik dapat muncul tanpa penyebab yang jelas.
  7. Postur Tubuh yang Buruk:
    • Posisi duduk atau berdiri yang buruk, terutama selama periode pertumbuhan aktif, dapat memengaruhi perkembangan postur tubuh dan menyebabkan skoliosis.
  8. Kondisi Medis Lainnya:
    • Beberapa kondisi medis, seperti tumor tulang belakang, infeksi, atau gangguan pembuluh darah, juga dapat menyebabkan skoliosis parah.

Hal-hal yang membuat skoliosis memberat antara lain:

  • Skoliosis cenderung memiliki pola kurva tertentu sesuai masing-masing tipenya. Setiap kurva akan membentuk postur dan posisi tulang yang tidak simetris misalnya posisi panggul yang berbeda tinggi antara kanan dan kiri, posisi tubuh yang cenderung kearah samping, dan lain-lain. Perbedaan posisi tulang skoliosis dan posturnya membutuhkan cara yang benar saat melakukan aktivitas agar posisi tersebut dapat menjaga keaadaan kurva tidak bertambah berat. Latihan yang dapat dilakukan adalah melalui bagian tehnik Schroth yang disebut tehnik latihan ADL (Activity Daily Living) yaitu sebuah tehnik untuk menentukan posisi tubuh yang tepat selama aktivitas sehari-hari bagi penderita skoliosis seperti cara duduk, cara berdiri, cara berjalan dan lain-lain.
  • Olah raga yang menggunakan satu sisi tubuh seperti tenis, bulutangkis, golf dan lainnya akan membuat tubuh  tidak melakukan aktivitas secara simetris. Olahraga yang memiliki impact kuat seperti sepak bola, rugby dan lainnya juga memiliki resiko bagi skoliosis. Demikian juga olah raga senam yang mengharuskan gerakan melengkungkan tubuh misalnya yoga, balet, senam lantai berdampak buruk bagi penderita skoliosis. Olah raga yang sesuai dengan kondisi skoliosis adalah olahraga yang memiliki impact ringan dan tidak mempengaruhi kurva misalnya bersepeda statis, jalan diatas treadmill,  dan jogging.
skoliosis ringan

Olahraga yang tepat bisa membantu skoliosis parah menjadi skoliosis ringan

  • Anak-anak, yang bersekolah dengan membawa tas sekolah berat, menghadapi risiko lebih besar terkena nyeri punggung. Demikian hasil penelitian sebuah tim peneliti Spanyol. Temuan tersebut didapat dari hasil penelitian terhadap 1.400 anak sekolah di Galicia Utara, Spanyol. Mereka berusia antara 12 dan 17 tahun. Hasil penelitian tersebut dimuat dalam jurnal Inggris ‘Archives of Disease in Childhood. Semua murid dipecah menjadi empat kelompok berdasarkan berat tas mereka. Siswa yang berada di kelompok dengan tas paling berat memiliki risiko 50 persen lebih tinggi untuk menderita nyeri punggung. Mereka memiliki risiko 42 persen lebih tinggi untuk menderita patologi punggung dibandingkan dengan kelompok siswa dengan tas paling ringan. Berat tas yang aman bagi penderita skoliosis adalah tidak melebihi 10 persen berat tubuh sendiri.
skoliosis ringan

Mengenal Skoliosis Ringan: Penyebab, Dampak, dan Pengelolaannya

Skoliosis ringan adalah salah satu jenis skoliosis yang memiliki sudut kebengkokan tulang belakang yang tidak terlalu parah. Meskipun disebut sebagai skoliosis ringan, kondisi ini tetap perlu mendapatkan perhatian dan pengelolaan yang tepat. Pada blog ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai skoliosis ringan, termasuk penyebabnya, dampaknya terhadap tubuh, serta bagaimana cara mengelola dan mengurangi keluhan yang muncul akibat kondisi ini.

1. Pengenalan tentang Skoliosis Ringan

Skoliosis (ringan) adalah suatu kondisi di mana tulang belakang seseorang mengalami kelengkungan ke samping atau melengkung ke arah kiri atau kanan. Sudut kebengkokan pada skoliosis (ringan) biasanya antara 10 hingga 25 derajat. Meskipun tidak tergolong parah, skoliosis (ringan) masih dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan masalah kesehatan jika tidak ditangani dengan baik.

2. Penyebab Skoliosis Ringan

Skoliosis ringan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:

  • Faktor genetik dan keturunan: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa skoliosis (ringan) dapat diwariskan dalam keluarga. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki skoliosis, kemungkinan anak mereka mengalami kondisi ini lebih tinggi.
  • Gangguan perkembangan tulang belakang: Beberapa gangguan perkembangan tulang belakang, seperti vertebra yang tidak terbentuk dengan baik atau tulang belakang yang tidak rata, dapat menyebabkan skoliosis (ringan).
  • Kondisi medis yang terkait dengan skoliosis (ringan): Beberapa kondisi medis, seperti sindrom Marfan atau sindrom Down, dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan skoliosis (ringan).

3. Dampak Skoliosis Ringan pada Tubuh

Skoliosis (ringan) dapat memiliki dampak yang berbeda pada setiap individu. Beberapa dampak yang mungkin terjadi termasuk:

  • Nyeri otot dan ketidaknyamanan punggung: Penderita skoliosis (ringan) sering mengalami nyeri otot di daerah punggung, terutama saat beraktivitas fisik atau dalam posisi yang tidak nyaman.
  • Gangguan pernapasan dan jantung: Jika skoliosis (ringan) tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi paru-paru dan jantung. Tekanan yang terjadi akibat kelengkungan tulang belakang dapat menghalangi ruang yang seharusnya digunakan untuk pernapasan dan mempengaruhi sirkulasi darah.
  • Gangguan postur dan keseimbangan tubuh: Skoliosis (ringan) dapat menyebabkan perubahan pada postur dan posisi tubuh. Posisi panggul yang tidak simetris antara sisi kanan dan sisi kiri dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh dan menyebabkan masalah pada tulang belakang dan sendi.

4. Faktor yang Memburukkannya Skoliosis Ringan

Terdapat beberapa faktor yang dapat memperburuk kondisi skoliosis (ringan), antara lain:

  • Pola kurva tulang skoliosis (ringan): Setiap kurva pada skoliosis (ringan) memiliki pola tertentu sesuai dengan jenisnya. Perbedaan posisi tulang dan postur yang tidak simetris membutuhkan perhatian khusus saat melakukan aktivitas sehari-hari agar tidak memperberat kelengkungan tulang.
  • Perbedaan posisi tulang dan postur yang tidak simetris: Penderita skoliosis ringan perlu memperhatikan posisi tubuh yang tepat saat melakukan aktivitas sehari-hari, seperti cara duduk, berdiri, dan berjalan. Teknik latihan ADL (Activity Daily Living) seperti yang diajarkan dalam tehnik Schroth dapat membantu menjaga posisi tubuh yang tepat selama aktivitas sehari-hari.
  • Aktivitas sehari-hari yang dapat memperburuk kondisi skoliosis ringan: Beberapa olahraga atau aktivitas fisik tertentu dapat memperburuk skoliosis ringan. Olahraga yang menggunakan satu sisi tubuh seperti tenis, bulutangkis, atau golf dapat membuat tubuh tidak melakukan aktivitas secara simetris dan mempengaruhi kelengkungan tulang belakang. Olahraga dengan impact kuat seperti sepak bola atau rugby juga memiliki risiko bagi penderita skoliosis (ringan). Oleh karena itu, penting untuk memilih olahraga yang memiliki impact ringan dan tidak mempengaruhi kelengkungan tulang belakang.

5. Pengelolaan Skoliosis Ringan

Pengelolaan skoliosis ringan bertujuan untuk mengurangi keluhan dan memperbaiki posisi tulang belakang. Beberapa cara pengelolaan yang dapat dilakukan antara lain:

  • Teknik latihan ADL (Activity Daily Living): Tehnik latihan ADL adalah sebuah tehnik untuk menentukan posisi tubuh yang tepat selama aktivitas sehari-hari bagi penderita skoliosis ringan, seperti cara duduk, berdiri, dan berjalan. Latihan ini dapat membantu menjaga posisi tulang belakang yang tepat dan mengurangi keluhan yang muncul.
  • Olahraga yang sesuai: Penderita skoliosis (ringan) perlu memilih olahraga yang sesuai dengan kondisinya. Olahraga yang memiliki impact ringan dan tidak mempengaruhi kelengkungan tulang belakang, seperti bersepeda statis, jalan di atas treadmill, atau jogging, dapat membantu menjaga kebugaran tubuh dan mengurangi keluhan.
  • Batasan berat tas sekolah: Bagi anak-anak yang menderita skoliosis (ringan), penting untuk membatasi berat tas sekolah yang mereka bawa. Berat tas sekolah yang aman adalah tidak melebihi 10 persen dari berat tubuh mereka. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang membawa tas sekolah berat memiliki risiko lebih tinggi mengalami nyeri punggung dan masalah tulang belakang.

Dengan melakukan pengelolaan yang tepat, penderita skoliosis ringan dapat mengurangi keluhan dan mempertahankan kualitas hidup yang baik. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter dan terapis fisik untuk mendapatkan pengelolaan yang sesuai dengan kondisi skoliosis ringan yang dialami. Dukungan keluarga dan dukungan mental juga sangat penting dalam menghadapi skoliosis ringan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang skoliosis ringan dan cara pengelolaannya, diharapkan penderita dapat menjalani kehidupan yang lebih nyaman dan berkualitas.

Malcare WordPress Security