Mungkin Anda sering mendengar penyakit osteoporosis, namun pernahkah Anda mengenal istilah osteopenia? Memang cukup jarang dibahas, tetapi dengan mengetahuinya Anda akan lebih waspada terhadap penyakit pengeroposan tulang yang lebih lanjut.

Pengertian Osteopenia

Osteopenia merupakan suatu kondisi yang menandakan massa tulang rendah dibandingkan dengan nilai normalnya sehingga lebih beresiko untuk mengalami patah tulang.  Berbeda dengan osteoporosis dimana tulang sudah mengalami pengeroposan, osteopenia merupakan suatu tahap sebelumnya. Bila penurunan massa tulang dapat diketahui lebih awal, beberapa tindakan dapat dilakukan lebih awal untuk mencegah tulang menjadi keropos.

Penyebab dan Faktor Risiko Osteopenia

Secara alamiah, tulang menjaga kekuatannya dengan melakukan proses perombakan dan pembentukan kembali. Siklus ini terjadi secara terus menerus sepanjang usia. Perbedaannya adalah pada usia muda, proses pembentukan tulang kembali terjadi lebih banyak dibandingkan dengan perombakan sehingga kepadatan tulang dapat terjaga dengan sangat baik. Kesehatan tulang yang ditandai dengan kepadatan tulang yang tinggi mencapai puncaknya pada usia 30 hingga 35 tahun dan setelahnya siklus perombakan tulang menjadi lebih banyak dibandingkan pembentukannya. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu penyebab terjadinya osteopenia. Namun apakah berarti semua orang beresiko untuk mengalami osteopenia? Jawabannya adalah tidak. Bila Anda menjaga kesehatan tulang Anda sejak dini, tulang akan lebih siap untuk menghadapi proses ini. Selain itu terdapat faktor-faktor lainnya yang juga berpengaruh pada terjadinya osteopenia, diantaranya:

  • Jenis kelamin wanita
  • Berusia di atas 50 tahun
  • Memiliki anggota keluarga dengan riwayat kepadatan tulang rendah
  • Menopause dini (sebelum usia 45 tahun). Hal ini disebabkan oleh kadar hormon estrogen yang rendah setelah mengalami menopause. Hormon estrogen memiliki peran dalam proses pembentukan tulang dan menghambat proses perombakan tulang
  • Riwayat operasi pengangkatan ovarium sebelum menopause
  • Riwayat penyakit hipertiroid
  • Pengobatan jangka panjang dengan kortikosteroid  seperti prednisone atau antikonvulsi (anti kejang) seperti fenitoin
  • Memiliki gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia
  • Memiliki gangguan penyerapan makanan di usus seperti Celiac Disease
  • Kekurangan asupan kalsium dan vitamin D dalam makanan sehari hari
  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Perokok aktif dan pasif
  • Banyak mengkonsumsi alkohol atau kafein

Gejala Osteopenia

Pada umumnya, penurunan kepadatan tulang atau osteopenia tidak menimbulkan gejala apapun sehingga orang dengan kondisi ini sering tidak menyadarinya. Oleh karena itu, National Osteoporosis Foundation merekomendasikan screening osteopenia dengan pemeriksaan kepadatan tulang pada golongan dengan kriteria berikut:

  • Wanita berusia lebih dari 65 tahun
  • Wanita berusia lebih dari 50 tahun dan telah memasuki fase menopause
  • Wanita di rentang usia menopause dan memiliki faktor risiko osteopenia lainnya
  • Wanita berusia di bawah 65 tahun, telah memasuki fase menopause dan memiliki faktor risiko lainnya
  • Pria berusia lebih dari 65 tahun dan memiliki faktor risiko osteopenia lainnya
  • Pria atau wanita berusia lebih dari 50 tahun dengan keluhan patah tulang yang tidak sesuai dengan mekanisme traumanya

Beberapa orang dengan kepadatan tulang yang rendah mengalami retakan atau patah tulang belakang yang tidak disadari. Segera berkonsultasi dengan dokter apabila Anda mengalami gejala patah tulang belakang seperti di bawah ini:

  • Nyeri berat pada punggung atau pinggang yang dirasakan secara mendadak
  • Nyeri punggung atau pinggang yang memberat saat berdiri atau berjalan, dan berkurang sedikit intensitasnya saat berbaring
  • Nyeri punggung atau pinggang saat membungkuk
  • Mengalami pengurangan tinggi badan
  • Postur tubuh bungkuk atau susunan tulang belakang tampak bengkok

Diagnosis Osteopenia

Untuk mengetahui apakah Anda mengalami osteopenia, dokter biasanya akan melakukan evaluasi terhadap kepadatan tulang Anda dengan pemeriksaan DEXA atau DXA (Dual Energy X-ray Absorptiometry). Pemeriksaan ini menggunakan modalitas sinar X yang memiliki radiasi lebih rendah dibanding biasanya. Pemeriksaan DEXA biasanya digunakan untuk menghitung kepadatan tulang belakang, tulang panggul, pergelangan tangan, jari, tungkai, dan tumit. Hasil yang didapat kemudian dibandingkan dengan rerata kepadatan tulang orang berusia 30 tahun yang berjenis kelamin dan berasal dari ras yang sama. Hasil normal berada di rentang +1.0 hingga -1.0. Osteopenia ditandai dengan hasil -1.0 hingga -2.5. sedangkan hasil -2.5 ke bawah menunjukkan bahwa pengeroposan tulang (osteoporosis) telah terjadi.

Tata Laksana Osteopenia

Tujuan utama dari penatalaksanaan osteopenia adalah mencegah perkembangan kondisi menjadi penyakit osteoporosis. Sebagian besar terapi melibatkan perbaikan pola makan dan latihan fisik. Suplemen kalsium dan vitamin D terkadang diberikan, meskipun akan sangat baik bila Anda memenuhi kebutuhan asupannya dari makanan sehari-hari. Anda memenuhi kebutuhannya dengan mengkonsumsi susu atau produknya seperti keju dan yogurt. Salmon, bayam, brokoli, dan kacang-kacangan juga tinggi akan kalsium dan vitamin D. Target asupan untuk orang dengan osteoporosis adalah 1200 mg kalsium dan 800 IU (International Unit) vitamin D per harinya. Belum dapat dipastikan jumlah yang dibutuhkan untuk orang dengan osteopenia.

Obat-obatan seperti bifosfonat, raloxifene, atau estrogen terkonjugasi hanya diresepkan apabila kepadatan tulang Anda sangat rendah nyaris mendekati nilai untuk dapat digolongkan sebagai penyakit osteoporosis.

Terjatuh merupakan penyebab patah tulang yang paling sering. Oleh karena itu sebaiknya Anda juga melakukan hal-hal yang membantu Anda mengurangi resiko jatuh seperti memberikan pencahayaan yang cukup pada ruangan-ruangan di rumah, memasang besi pegangan (railing) pada tangga dan kamar mandi, menghindari pemasangan karpet yang licin, dan tidak menggunakan pembersih lantai yang menyisakan sabun di lantai.

Latihan Fisik Bagi Penderita Osteopenia

Latihan fisik yang baik untuk orang dengan osteopenia adalah yang bertipe weight bearing, yaitu olahraga yang dilakukan dengan posisi kaki menyentuh tanah. Contohnya adalah berjalan kaki, berlari, atau melompat. Sangat dianjurkan untuk melakukannya setidaknya 30 menit dalam sehari terutama bila Anda masih dalam rentang usia produktif.

Ketika menginjak usia lanjut, olahraga weight bearing menjadi hal yang cukup sulit bagi kebanyakan orang sehingga berenang dan bersepeda dapat menjadi alternatif untuk menjaga keseimbangan Anda. Akan sangat baik bila Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang merawat Anda untuk mengetahui jenis olahraga apa yang tepat sesuai kondisi kesehatan Anda.

Selain berolahraga, beberapa latihan di bawah ini dapat membantu memperkuat tulang Anda:

1. Hip abductors

  • Berdiri di samping kursi sambil memegang sandarannya dengan satu tangan untuk membantu menjaga keseimbangan Anda.
  • Taruh tangan sisi yang lainnya di pinggang kemudian angkat kaki di sisi yang sama ke arah samping sambil menjaganya tetap lurus dan jari kaki tetap mengarah ke depan. Anda tidak perlu mengangkat kaki Anda terlalu tinggi sehingga panggul ikut mengangkat.
  • Turunkan kaki secara perlahan.
  • Lakukan sebanyak 10 kali pada masing-masing sisi kaki.

2. Toe and heel raises

  • Berdiri menghadap kursi dan berpegangan pada sandarannya dengan kedua tangan dan pastikan Anda dalam kondisi seimbang.
  • Angkat bagian depan kedua telapak kaki Anda dan biarkan tumit menahan beban tubuh. Pastikan posisi lutut tidak menekuk dan tahan posisi ini selama 5 detik dan turunkan kembali bagian depan telapak kaki Anda.
  • Kemudian lakukan sebaliknya, angkat kedua tumit Anda dan biarkan beban tubuh bertumpu pada bagian depan telapak kaki. Tahan kembali posisi ini selama 5 detik dan turunkan kembali.
  • Lakukan latihan ini sebanyak 10 kali setiap hari.

3. Prone leg lifts

  • Posisikan tubuh tengkurap pada matras atau di karpet dengan mengganjal bagian perut menggunakan bantal.
  • Angkat satu sisi kaki semampu Anda dan usahakan lutut tetap lurus atau sedikit menekuk kemudian tahan posisi ini sebanyak 2 hitungan.
  • Turunkan kaki secara perlahan dan ulang sebanyak 10 kali.
  • Setelah itu lakukan pada kaki sisi lainnya sebanyak 10 kali juga.
Malcare WordPress Security